Televisi
TV Layar Datar ( Toshiba )
Televisi adalah sebuah mediatelekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima
siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan
gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio
("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan
sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Penggunaan kata
"Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut
dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.)
Kotak televisi
pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah
menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya
sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi
sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam
tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet,
misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Walaupun terdapat
bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling
sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem
penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun
1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk
memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi.
Penyiaran TV
biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz. Kini gelombang TV juga sudah
memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak
negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk
gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan
siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.
Sebuah kotak
televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit
elektronik didalamnya,
termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran.
Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal
biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem
televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa,
pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk
tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara
langsung.
Televisi amatir (ham TV atau ATV)
digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh
operator radio
amatir. Stasiun TV
amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV
komersial.
Televisi telah
memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter.
Sejarah awal
Pada masa awal perkembangannya,
televisi menggunakan gabungan teknologi optik,
mekanik, dan elektronik
untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual.Bagaimanapun, pada
akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya
menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, dimana
semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini.Walaupun sistem mekanik
akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan
sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi
elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan
secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana,
(seperti pantelegraf)
yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang
menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai
"teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak
lama setelah penemuan telepon.
Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan
bahwa suatu hari nanti cahaya
juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian
gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan
pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum.Semenjak itu,
berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi
pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses
mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.
1880-an: Cakram Nipkow
Pada tahun 1884,
Paul Gottlieb Nipkow,
seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik
yang menggunakan cakram Nipkow,
sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke
pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram
diposisikan dengan selisih sudut
yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya
melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang
menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang
difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris"
horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar
dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabungpenguat.Namun, alat tersebut hanya dapat
memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan
posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau
telepon.
Rancangan selanjutnya adalah
menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode
(CRT) sebagai perangkat tampilan.Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu
pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi
eksperimental.Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim
gambar geometrik sederhana ke CRT.Namun, untuk merekam gambar bergerak masih
tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.
1920-an: Penemuan John Logie Baird
TV 405 hitam putih Murphy dari Ukrania,
1951.
Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan
cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London
pada tahun 1925, diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926.
Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup
untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda.Demonstrasi oleh
Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi
pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927,
Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia,
yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera
TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada
cakram audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman
audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang
masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian
diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an
menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital.
Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi,
merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang
sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di
dalam tabung pemindai (atau "kamera").
Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan
sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video
terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.
Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan
gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit
melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui
gelombang radio dari Whippany, New Jersey.
Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek
rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.
Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat
sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua
perangkat tampilan dan pickup,dimana temuannya ini pertama kali ia
demonstrasikan di depan media pers pada 1 September1928.
1930-an: Penyebaran dan penerimaan
masyarakat
Braun HF 1, Jerman, 1959
Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin
disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum
dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.
Pada masa awal televisi, kotak televisi
elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di
Inggris,Amerika Serikat, dan Rusia. Televisi komersial pertama dijual oleh
Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah
dengan komponen-komponen seperti tabung neon
di belakang cakram Nipkow
yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat
diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan
Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio.Televisor yang dijual pada tahun
1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama.Kira-kira 1.000 unit
Televisor berhasil dijual.
Kotak televisi elektronik komersial
pertama dengan tabung sinar katode
diproduksi oleh Telefunken
di Jerman pada 1934,diikuti oleh produsen
elektronik yang lain di Perancis
(1936),Britania Raya
(1936), dan Amerika Serikat
(1938).
Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi
menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel
datar yang pertama.
Pada tahun 1938 di Amerika, televisi
berukuran 3 inci (7.6 cm) dijual seharga 125 USD
(setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran
12 inci (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).
Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi
elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit
di Amerika, sebelum akhirnya War Production Board
terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942
karena pecahnya Perang Dunia II.
Penggunaan TV di Amerika Serikat
meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali
pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di
Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun
1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.Di Britania, jumlah pemilik TV
meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga
15,1 juta pada tahun 1968.
Komponen kotak televisi
Secara umum cara kerja kotak TV berawal
dari antena yang menerima input frekuensi radio
(RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan
pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan
suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar,
sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke
penguat akhir dan speaker.
Perangkat output gambar televisi saat
ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT,
LCD, Plasma, DLP,
maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input
tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal
input untuk DVD player,
konsol permainan
video dan alat pendengar personal. Terminal
input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA,
mini-DIN, HDMI,
SCART, dan D-terminal. Ada juga yang
dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit
TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima data
dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang
diproduksi sejak awal 1980-an
juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol
saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.
Komponen-komponen utama dari sebuah
televisi LCD ukuran 19 inci
Penyiaran dan konten pada televisi
Acara
Terdapat berbagai cara untuk menyiarkan
konten TV yang dapat disiarkan untuk umum. Setelah diproduksi, langkah
selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya kepada pasar manapun yang ingin
membelinya. Hal ini secara tipikal terbagi dalam dua tingkatan:
- Tayangan Pertama atau Tayangan Perdana — sebuah badan produksi menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau beberapa episode yang kemudian ditayangkan dalam sebuah stasiun atau jaringan televisi yang telah membayar untuk produksi itu sendiri ataupun telah menerima lisensi acara tersebut dari produser aslinya.
- Sindikasi penyiaran — istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan acara selanjutnya (setelah tayangan pertama). Hal ini tidak saja mengatur tayangan lanjutan di negara yang sama (dengan tayang perdananya), tetapi juga penggunaan internasional yang mungkin sudah tidak lagi diurus dan berhubungan oleh produser aslinya. Pada umumnya, organisasi lain (stasiun televisi ataupun individu) akan terikat dalam melakukan sindikasi, dalam kata lain, mereka hanya dapat menjual suatu acara ke suatu pasar secara legal dengan adanya kontrak dengan pemegang hak cipta, pada umumnya adalah produser.
Pembiayaan
Cara pembiayaan penyiaran televisi di
seluruh dunia secara spesifik berbeda-beda. Namun pada dasarnya, konsep
pembiayan yang digunakan adalah sama, yaitu dari pengiklanan, pelisensian
(cukai), langganan, dan sebagainya. Secara global, sumber pendapatan stasiun TV
berkisar antara 45—50% dari pengiklanan, 40—45% dari biaya langganan, dan 10%
dari pembiayaan swasta.
Bagi saluran TV berlangganan, demi
melindungi pendapatan, biasanya mereka melakukan enkripsi sinyal untuk
memastikan bahwa hanya orang-orang yang berlangganan saja yang dapat melakukan
dekripsi dan melihat siaran mereka. Sedangkan untuk saluran TV tanpa enkripsi disebut sebagai siaran gratis (en: free to air / FTA).
Pengiklanan
Penyiaran yang luas membuat televisi
menjadi media yang amat menarik bagi para pengiklan.
Kebanyakan jaringan dan stasiun televisi menjual beberapa bagian waktu
penyiaran kepada pengiklan atau sponsor untuk membiayai jaringan siaran
mereka.Harga pengiklanan setiap jaringan berbeda-beda untuk setiap blok
waktunya, tergantung dari rating (larisnya acara) yang dimiliki oleh
suatu acara yang dihitung melalui survei setiap hari.
Cukai dan lisensi
Di beberapa negara, layanan televisi
dibiayai dengan menggunakan sebuah lisensi televisi atau sejenis cukai
yang membuat peran iklan dalam pembiayaan menjadi kecil atau bahkan tidak ada.
Sebagai contoh, beberapa saluran TV yang sedikit menggunakan iklan atau bahkan
tidak sama sekali adalah ABC
(Australia), NHK
(Jepang), BBC
(Inggris), dsb.
BBC
Inggris tidak menyiarkan iklan pada salurannya
di Britania Raya, namun mereka dibiayai dari lisensi tahunan yang dibayar oleh
semua pemirsa.Iuran lisensi ini ditetapkan oleh pemerintah, tetapi BBC tidak
bertanggungjawab kepada pemerintah atau dikontrol oleh pemerintah.
Dua saluran utama jaringan BBC ditonton
oleh lebih kurang 90% warga Inggris setiap minggu dan menguasai 27% jumlah
tontonan keseluruhan, meskipun 85% rumah tangga menerima berbagai saluran,
dengan 42% di antaranya menerima sekitar 200 saluran gratis via satelit dan 43%
lagi menerima lebih dari 30 saluran melalui layanan Freeview.
Lisensi yang membiayai tujuh saluran TV BBC yang bebas iklan kini seharga
£139.50 per tahun (setara USD
215). Ketika suatu acara olahraga yang sama disiarkan di BBC dan saluran
swasta, BBC selalu berhasil mencatat jumlah penonton terbanyak, menandakan
bahwa para penonton lebih suka menonton TV tanpa gangguan dari iklan.
ABC
Australia tidak menyiarkan iklan sama sekali
(kecuali sebagai materi promo internal) karena telah dilarang dalam Akta ABC 1983. ABC menerima dana
pembiayaan dari Pemerintah Australia setiap tiga tahun sekali. Pada Anggaran
Belanja Australia 2008/09, ABC menerima $822,67
juta. Dana tersebut digunakan untuk seluruh operasional Jaringan Televisi ABC,
termasuk radio, online, dan Produksi Internasional. Jaringan ABC juga
memperoleh keuntungan dari toko-toko ABC Shop di seluruh negara Australia.Meski
dibiayai oleh Pemerintah Australia, kemerdekaan editorial ABC dijamin di bawah
hukum.
Di Perancis dan Irlandia, saluran-saluran yang
dibiayai pemerintah tetap dapat menyiarkan iklan, namun semua yang memiliki TV
harus membayar pajak cukai tahunan (la redevance audiovisuelle).
Di Jepang, Jaringan NHK
dibiayai oleh cukai lisensi (dikenal di Jepang sebagai pajak resepsi (受信料Jushinryō?)). Terdapat undan-undang yang
menetapkan bahwa setiap televisi yang menerima siaran NHK diharuskan membayar pajak.
Besarnya pajak telah ditetapkan, dengan diskon untuk pekerja kantor dan siswa
sekolah, termasuk diskon umum untuk penduduk di Daerah Administrasi Okinawa.
TV berlangganan
Sebagian saluran TV dibiayai oleh
pelanggan, oleh karena itu sinyal siaran akan dipancarkan dengan enkripsi untuk
memastikan bahwa hanya pelanggan yang membayar yang dapat menikmati siaran
Stasiun TV tersebut. Namun, kebanyakan layanan TV berlangganan juga didanai
oleh iklan.
Genre
Genre
televisi mencangkup bermacam jenis acara yang bertujuan untuk menghibur,
memberi pengetahuan, serta mendidik para penonton.Genre hiburan dengan biaya
produksi paling mahal biasanya adalah drama
dan mini seri.
Diantara genre-genre hiburan yang
paling diminati adalah acara denan genre action seperti yang melibatkan
polisi, kriminal, detektif, horor, maupun thriller.Terdapat pula ragam
genre drama non-aksi seperti opera sabun.Tontonan fiksi
ilmiah dapat tergolong dalam kategori aksi maupun drama, tergantung apakan
lebih menonjolkan sisi filosofikal atau sisi petualangan.Komedi juga merupakan
jenis tontonan populer, termasuk Sitkom
(sitkom) dan animasi acara dewasa seperti Family Guy.
Acara hiburan yang lebih murah antara
lain termasuk acara kuis, wawancara, atraksi, dan realitas. Acara kuis
menampilkan para peserta memperebutkan hadiah dengan menjawab beberapa soal
maupun menyelesaikan teka-teki.Acara wawancara menampilkan wawancara maupun
bincang-bincang bersama tokoh-tokoh terkenal seperti artis hiburan, politikus,
pengusaha, dll.Acara atraksi menampilkan berbagai hiburan seperti pemain musik,
pelawak, tukang sulap, dll.Ada juga acara campuran genre wawancara dan atraksi,
terutama acara wawancara tersohor dimana adanya tambahan hiburan di antara
segmen-segmen wawancara.Acara realitas memperlihatkan
orang-orang biasa (bukan aktor)
yang menghadapi tantangan atau pengalaman yang luar biasa, bersaing mendapatkan
gelar juara (Akademi Fantasia),
dikerjain (Just For Laughs Gags),
atau merasakan kehidupan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan (Jika Aku Menjadi...).
Ada juga jenis acara realitas yang mempertontonkan kehidupan sehari-hari
seorang artis (Gugu Gaga Erra)
atau artis yang melakukan pekerjaan seperti pada umumnya orang biasa (The
Simple Life).
Dampak sosial
Dampak bagi anak-anak
Sejak akhir 1990-an, semakin banyak
orang tua yang mengizinkan bayinya
menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DVD
yang diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun
demikian, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak
usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak.
Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu
memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak
mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi
sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang
tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak
anak menonton televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya
mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun.
Sebaliknya, menonton acara televisi
yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah.
Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan
efek positif untuk pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 3–5 tahun.
Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud
pendidikan—seperti film kartun
pada umumnya—tidaklah berhubungan dengan peningkatan kemampuan berbahasa.
Setelah remaja, anak-anak yang pada usia prasekolah biasa menonton Sesame
Street ternyata meraih nilai pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak
membaca buku, dan lebih bermotivasi untuk meraih prestasi dibandingkan dengan
remaja yang pada saat berusia prasekolah tidak menonton acara tersebut.
Melalui televisi, anak-anak dan remaja
juga dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada
orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih
tua.Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi
remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil
dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends.
Namun demikian, menonton televisi juga
berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti
perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas, gangguan pola
makan, dan menurunnya prestasi di sekolah.Bila di dalam kamar anak terdapat
televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan kemungkinan anak merokok meningkat, anak menjadi kurang membaca
dan melakukan hobi lainnya, serta waktu tidur anak berkurang.
Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak
Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif
televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar
anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta
mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program
televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan.
Dampak kesehatan
Karena berkaitan dengan perilaku
menetap (sedentary behavior) seperti duduk dan berbaring dalam waktu
lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai
berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
menonton televisi dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh
yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih
tinggi. Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak,
semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat
dewasa.Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan
semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial,
ovarium,
dan prostat, serta
risiko penyakit kardiovaskular.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar